Sabtu, 3 Julai 2010

Bengkoknya tulang iga merupakan keistimewaan wanita


Apakah seorang wanita merasa tidak enak bila disebutkan oleh seseorang, seperti suaminya, bahwa dia diciptakan dari tulang iga yang bengkok?

Apakah dia merasakan bahwa kebengkokan tulang iga yang dia diciptakan oleh Allah berasal darinya akan mendiskreditkan dirinya dan juga mengurangi martabatnya?

Abu Hurairah telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Saling berpesanlah kalian untuk memperlakukan wanita dengan baik, karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang iga, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang iga itu adalah bagian atasnya. Jika engkau bersikeras untuk meluruskannya, niscaya engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau biarkan, ia akan tetap bengkok. Karenanya, saling berpesanlah berkenaan dengan wanita.” (HR. Bukhari Muslim)

Makna hadist ini tidaklah mengurangi martabat wanita barang sedikit pun dan tidak pula mendiskreditkan eksistensi kemanusiannya. Bahkan makna hadits ini mengingatkan karakter psikologi penting yang telah difitrahkan dalam diri wanita sejak asal mula kejadiannya. Hadits ini melarang upaya untuk mengubah karakter ini melalui sabdanya yang mengatakan: “Jika engkau bersikeras untuk meluruskannya, niscaya engkau akan mematahkannya.”

Permulaan hadits ini dan penghujungnya, kedua-duanya memesankan untuk memperlakukan wanita dengan perlakuan yang baik. Pesan ini justru makin memberikan nilai tambah pada diri objek yang dipesankan dan sekaligus menguatkan penafian kecurigaan adanya kekurangan.

Hal yang bengkok bukanlah suatu kelemahan, demikian pula hal yang lurus pun bukan suatu keistimewaan. Alangkah indahnya ungkapan yang memperumpamakan hakikat ini dengan busur dan anak panah. Seandainya tidak ada kebengkokan pada busur, tentulah anak panah tidak dapat melesat kuat dan lurus ke arah sasaran yang akan dikenainya !

Sesungguhnya semua kata yang menunjukkan makna bengkok dalam bahasa Arab, dalam waktu yang sama menunjukkan pula arti yang mengandung makna PERASAAN. Kata ‘hadabun’ artinya punggungnya melengkung dan juga berarti penyayang. ‘Hanaa’ artinya bengkok dan juga sayang dan kasihan. ‘Athfun artinya berlenggak-lenggok saat berjalan dan sebagainya, dan juga berarti pengasih dan penyayang. Demikianlah seterusnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa seandainya tidak ada kebengkokan yang juga mengandung arti kelembutan, kasih sayang, dan perasaan dalam diri wanita, niscaya laki-laki tidak dapat bergerak dengan lurus dalam kehidupan sebagai faktor yang menentukan.

Apakah akan berhasil jika kita coba meletakkan busur sebagai ganti dari anak panah pada busur lain untuk kita lepaskan ke arah sasaran? Apakah berhasil jika kita jadikan anak panah yang lurus sbg busur, lalu kita meletakkannya pada anak panah yang lain untuk kita lepaskan ke arah sasaran?

Jawabannya ialah dua anak panah, kedua-duanya tidak akan dapat mengenai sasaran! Demikian juga dua buah busur.

Tidak lain untuk mengenai sasaran hanyalah diperlukan sebuah anak panah dan sebuah busur!